INFO

Minggu, 13 Desember 2015

KERJA SEBAGAI BENTUK BAKTI KEPADA TUHAN YANG MAHA




"Wahai umat manusia ! Kewajibanmu hanyalah bekerja tanpa kepentingan diri pribadi. Lakukanlah perbuatan berdasarkan Dharma di dunia ini. Hal inilah yang akan mengantarkan kamu mencapai umur panjang. Demikian Karma (kerja), bukan memecah belah umat manusia. Tidak ada jalan lain. Hal ini pula yang mengantarkan mencapai kebebasan yang sejati".
Yajurveda XL.2

Disiplin nasional adalah kondisi dinamis yang di dalamnya terdapat kepatuhan untuk melaksanakan segala sesuatu norma, aturan atau hukum yang dilandasi kesadaran dan ketulusan bahwa dengan kondisi itu kehidupan dan hubungan antar manusia dan manusia dengan masyarakat dan alam sekitarnya berlangsung harmonis dan dengan demikian kesejahtraan hidup akan dapat pula diwujudkan.
Selanjutnya bila kita perhatikan dengan seksama di dalam masyarakat atau pada beberapa instansi pemerintah masih terjadi penyalah gunaan wewenang, pemborosan waktu dan dana, nepotisme tanpa memperhatikan kualitas yang diharapkan, berbagai bentuk penyimpangan lain yang dapat merugikan negara dan masyarakat. Pelayanan umum belum mencapai sasaran yang diinginkan, sehingga masih terdapat berbagai keluhan dan pengaduan dari masyarakat. Bentuk-bentuk protes sosial juga diakibatkan tidak tegaknya aturan yang berlaku, saluran infomasi dan komunikasi yang kurang lancar serta keteladanan dari para pemimpin atau tokoh masyarakat.
Dari kondisi yang melemahkan disiplin nasional tadi dapat diproyeksikan disiplin nasional yang mantap yang diharapkan, yaitu seluruh rakyat Indonesia memahami arti dan makna disiplin baik pribadi, sosial dan nasional secara sadar dan tulus untuk mewujudkan tujuan pembangunan nasional. Dari disiplin diri dan sosial tercipta kondisi budaya kerja, budaya tertib dan budaya bersih yang melembaga pada setiap individu maupun masyarakat Indonesia yang mandiri dan berkualitas serta mampu berkompetisi dalam pergaulan antar bangsa-bangsa atu setidaknya sejajar dengan bangsa yang telah maju dibidang iptek dan kesejahtraan bangsanya.
Dalam ajaran agama Hindu baik dalam kitab suci Veda maupun susastra Hindu yang lain kita temukan banyak ajaran yang mendorong umat manusia bekerja keras yang dilandasi dengan keimanan atau Úraddhà dan Bhakti kepada Tuhan Yang Mahaesa. Kerja adalah suatu keharusan, sebab Tuhan Yang Maha Esapun tiada henti-hentinya menggerakkan hukum kemaha kuasaan-Nya. Perhatikanlah kutipan kitab suci Bhagavadgìtà berikut :
Jika sedetik saja Aku tidak bekerja alam semesta ini akan hancur lebur.Kalau Aku berbuat demikian, ber-arti Aku menyebabkan kehancuran umat manusia dan
menghancurkan kedamaian semua makhluk. Bhagavadgìtà III.24.

Kerja sebagai kewajiban yang mesti dilakukan oleh setiap orang. Ajaran tentang kerja ini dijelaskan secara gamblang di dalam Bhagavdgita Adhyàya IV dengan topik Karma Yoga. Dalam kaitannya dengan budaya kerja yang dimaksud adalah kerja yang dilandasi pengetahuan, kesadaran, kebijaksanaan, etika dan mengerti hakekat kerja. Svami Vivekananda , seorang Yogi yang sangat mashur seratus tahun yang lalu mengatakan : Your hand on work but your heart on God. dimaksudkan apapun yang kita lakukan, pekerjaan apapun yang dikerjakan, semuanya itu disadari sebagai Bhakti kepada
Tuhan Yang Maha Esa seperti dijelaskan dalam sloka Bhagavagìtà berikut :
Apapun yang kau kerjakan, kau makan, kau persembahkan, kau dermakan dan disiplin diri apapun yang kau laksanakan, lakukanlah wahai Arjuna sebagai bhakti kepada Aku. Bhagavadgìtà IX.27.
Dengan berkerja sebagai bhakti kepada Aku, engkau terlepas dari belenggu Karma yang membawa pahala baik dan buruk. Dengan pikiran terpusatkan pada keikhlasan kerja,engkau akan bebas dan menca-pai Aku. Bhagavadgìtà IX.28.
Selanjutnya ajaran tetang budaya kerja dapat kita jumpai dalam kitab suci Veda berikut :
1.  Orang hendaknya bekerja keras, tidak malas, tidak suka tidur dan omong kosong.  Orang yang tidak tidur dapat mengatasi kemalasan, Tuhan Yang Maha Esa hanya menyayangi orang yang bekerja keras Rg.veda IV.33.11.

Hendanya sifat penidur tidak mengusai kami, juga kebiasaan omong kosong.
Rg.veda VIII.48.14.


Mereka yang tidak tidur (berlebihan), mengurangi kemalasan.
Rg.veda VIII.2.18.

2.  Tuhan Yang Maha Esa bersabda, hendaknya umat manusia menghindari perjudian :

Wahai umat manusia! Janganlah bermain judi, tanamilah ladangmu, berbahagialah dengan harta yang kau miliki, syukurilah.Oh Penjudi! Ingatlah ternakmu dan ingat pula istrimu. Demikian sabda Tuhan Yang Maha Mulia)
Rg.veda X.34.13.

3.  Memperoleh kekayaan hendaknya bekerja dengan cara yang benar (berdasarkan Dharma) dengan diserta doa dan ketulusan hati nurani :

Pari cin màrto dravióaý mamanyàd
åtasya pathà namasà vivàset,
uta svena kratunà saý vadeta
úreyàý saý dakûaý manasàjagåbhyàt.
Rg.veda X.31.2.
(Seharusnya orang mencari kekayaan dan berjuang untuk memperolehnya dengan cara yang benar dan diserta doa. Seorang seharusnya memakai pertimbangan hati nuraninya penuh semangat berusaha meningkatkan kemampuannya).

4.  Diberikan umur yang panjang hendaknya dimanfaatkan untuk berbuat baik :

Viúvadaniý sumanasaá syàma
Rg.veda VI.52.5.
(Hendaknya berbuat baik seumur hidup).

A no bhadràá kratavo yantu viúvataá
Rg.veda I.89.l.

(Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru).

5.  Kewajiban umat manusia hanyalah bekerja tanpa kepentingan peribadi dan
melakukannya atas dasar Dharma.Perbuatan baik mengantarkan orang mencapai umur panjang (seratus tahun) dan membebaskan manusia dari keterikan :

Kurvanneveha karmàni jijìviúcchata'samàá,
evaý tvayi nànyatheto'sti karma lipyate nare.
Yajurveda XL.2.

(Wahai umat manusia ! Kewajibamu hanyalah bekerja tanpa kepentingan diri pribadi. Lakukanlah perbuatan berdasarkan Dharma di dunia ini. Hal inilah yang akan mengantarkanmu  mencapai umur panjang (ratusan tahun). Demikianlah Karma bukan membelenggu manusia. Tidak ada jalan lain. hal inilah yang mengantarkan mencapai kebebasan).

6.  Orang hendaknya memahami hakekat pengetahuan dan kerja secara bersamaan yang membebaskan dari kematian, karena dengan Karma dan pengetahuan orang  memperoleh keselamatan :

Vidyàý càvidyàý ca yaûþadvedobhaya'saha,
avidyàyàmåtyuýtirtva vidyàya'måtam asnute.
Yajurveda XL.14.

(Ia yang memahami hakekat pengetahuan dan perbuatan secara bersamaam dapat mengatasi kematian karena perbuatan (Karma) dan melaui pengetahuan (Vidyà) memperoleh keselamatan).

Di dalam Mahàbhàrata dapat dijumpai ajaran tentang budaya kerja, yang sangat relevan pada jaman sekarang, sebagai berikut:

Àcàràllabhate hyàyuràcàràllabhate úrìyam,
àcàràt kìrtimàpnoti puruûaá pretyaccha ca.
Anuúàsanaparva 104.6.

(Tingkah laku yang baik menyebabkan umur panjang, kemakmuran dan memperoleh kemashuran dalam hidup ini dan setelah meninggalkan badan)

Saddoûaá puruûeneha hàtvya bhùtimicchata,
nidrà tandra bhayaý krodham àlasya dìrghasùtrata.

Udyogaparva 33. 78.

(Orang yang menginginkan kesejahtraan di dunia ini, ia harus meninggalkan enam sifat yang tidak baik, yaitu : suka tidur, malas, takut, marah, tidak bersemangat dan selalu mengulur waktu untuk menyelesaikan pekerjaan)

Lebih jauh di dalam kitab suci Bhagavadgìtà dijelaskan dalam uraian yang sangat gamblang ajaran tentang budaya kerja, diantaranya sebagai berikut :
1.  Orang hendaknya melakukan kerja yang telah menjadi kewajiban dengan baik dan di  dalam melaksanakan seseorang tidak perlu terikat dengan hasilnya, sebab setiap perbuatan yang baik akan memperoleh kebaikan :
Bhagavdgìtà III.8, II.47
Niyataý kuru karma tvaý
karma jyàyo hi akarmanah,
úarìrairayatrà'pi ca te na
prasidhyed akarmanaá.
Karmany evàdhikàraste
mà phaleûu kadàcana,
mà karma phala hetur bhùr
mà te saògo'stv akarmàni.
(Bekerjalah sesuai dengan tugas dan kewajiban yang telah ditentukan sebab bekerja jauh lebih baik dari pada tidak bekerja dan tubuhpun tidak akan terpelihara bila kita tidak bekerja. Kewajibanmu hanyalah bekerja, tidak hasil pekerjaan yang engkau pikirkan, jangan sekali-kali menjadi motif  dalam bekerja, jangan pula hanya berdiam diri).

2.  Lakukan kerja sebagai persembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan lepaskanlah diri dari pamerih, dengan demikian orang mampu mengatasi kesedihan:


Mayi sarvàói karmàói
saýnyàsadhyàtmàcetasà,
niràsìr nirmamo bhùtvà
yudhyasva vigatava araá.
Bhagavadgìtà III.30.

(Persembahkanlah segala kerjamu kepada Aku dengan memusatkan pikiran kepada Aku. Lepaskanlah dirimu  dari pamerih dan rasa keakuan serta bangkitlah,engkau akan terbebas dari pikiran yang susah).

Demikian antara lain ajaran atau nilai-nilai budaya kerja yang diajarkan dalam kitab suci Veda dan susastra Hindu lainnya. Kini nyatalah bagi kita bahwa ajaran agama mempunyai peranan yang panting dalam meberikan motivasi untuk meningkatkan budaya kerja, mengingat agama adalah titik sentral dan basis kehidupan manusia.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar