Tapah param krta yuge
tretayam
jnanamuscyate.
Dwapare
yajnaewahur
Danamekam
kalau yuge.
(Manawa
Dharmasastra, I.86).
Maksudnya: Pada
zaman Kerta Yuga, dengan bertapalah cara beragama yang paling utama. Zaman
Treta Yuga, beragama dengan mengamalkan ilmu pengetahuan suci (jnana) itulah
yang paling utama. Zaman Dwapara Upacara, yadnya-lah yang paling utama.
Sedangkan pada zaman Kali Yuga, dana punia-lah cara beragama yang paling utama.
Perubahan
terjadi karena adanya perjalanan waktu. Waktu terjadi karena adanya peredaran
isi alam. Misalnya bumi mengelilingi matahari dan bulan mengelilingi bumi.
Demikian juga planet-planet yang lainnya beredar sesuai dengan hukum Rta. Agar
hidup ini dapat mengikuti perubahan waktu, sikap hidup pun harus berubah
disesuaikan dengan perubahan itu
Alam
ciptaan Tuhan ini memberikan ruang dan waktu pada kehidupan manusia dan makhluk
hidup lainnya. Seperti pernyataan sloka Manawa Dharmasastra I.86, ada tuntunan
cara beragama umat manusia pada setiap zaman. Semua ciptaan Tuhan ditata
berdasarkan hukum utpati (tercipta), sthiti (hidup terpelihara) dan pralina
(lenyap kembali kepada asalnya). Alam dan isinya ini, setelah masanya selesai
beredar dan berputar-putar, akan pralina atau pralaya. Istilah lainnya, kiamat.
Ada
suatu kelompok keyakinan yang menyatakan dunia akan kiamat akhir 2009 ini. Ada
juga isu-isu yang menyatakan dunia akan kiamat akhir 2012. Pendapat atau
pandangan tentang dunia kiamat itu dalam era demokrasi dewasa ini tentunya
boleh-boleh saja. Yang patut dijelaskan, bagaimana pandangan Hindu tentang
dunia kiamat ini.
Istilah
kiamat memang tidak dijumpai dalam ajaran Hindu. Namun, yang mirip dengan
konsep kiamat mungkin konsep pralina atau pralaya dalam kitab-kitab Purana.
Dalam kitab-kitab Purana, utpati, sthiti dan pralina dibahas secara khusus.
Memang terdapat sedikit perbedaan antara Purana satu dan Purana lainnya
mengenai konsep ini. Namun, secara umum menyangkut hal-hal yang substansial,
semua Purana isinya sama, bahwa semua ciptaan Tuhan ini kena hukum Tri Kona
yaitu utpati, sthiti dan pralina itu.
Dalam
kitab Brahma Purana misalnya dinyatakan satu hari Brahman (satu kalpa) atau
satu siang dan satu malamnya Tuhan lamanya 14 manwantara. Satu manwantara = 71
maha yuga. Satu maha yuga = empat zaman yaitu kerta, treta, dwapara dan kali
yuga. Satu maha yuga = 432 juta tahun.Sekarang peredaran alam semesta sedang
berada pada manwantara ketujuh dibawah pimpinan Vaivasvata Manu. Ini artinya
pralaya atau kiamat total akan terjadi setelah manu ke-14 berakhir. Manu ke-14
adalah Suci sebagai Indra Savarni Manu.
Tiga
Konsep Konsep pralaya dalam Wisnu dan Brahmanda Purana ada dinyatakan empat
konsep pralaya yaitu:
1. Nitya
Pralaya yaitu proses kematian yang terjadi setiap hari dari semua makhluk
hidup. Bahkan dalam diri manusia pun setiap detik ada sel tubuhnya yang mati
dan diganti dengan sel baru. Sel tubuh manusia terjadi utpati, sthiti dan
pralina. Naimitika pralaya adalah pralaya yang terjadi dalam satu periode manu.
Menurut pandangan ini akan terjadi pralaya terbatas dalam setiap akhir
manwantara. Ini artinya akan terjadi 14 kali naimitika pralaya atau kiamat
terbatas atau kehancuran alam secara terbatas.
2. Prakrtika Pralaya
yaitu terjadinya pralaya secara total setelah manwantara ke-14. Saat terjadinya
Prakrtika Pralaya, seluruh alam semesta beserta isinya lenyap dan kembali pada
Brahma atau Tuhan yang Mahaesa dalam waktu yang panjang atau satu malamnya
Brahma. Setelah itu akan terjadi penciptaan lagi dan memulai dengan manwantara
pertama lagi. Prakrtika Pralaya inilah yang mungkin identik dengan konsep
kiamat menurut kepercayaan lainnya. Karena, semua unsur alam dengan segala
isinya kembali pada Brahman. Menurut keyakinan Hindu, hanya Tuhanlah yang kekal
abadi.
3. Atyantika Pralaya
yaitu pralaya yang disebabkan oleh kemampuan spiritualnya melalui suatu
pemberdayaan jnyana yang amat kuat sehingga seluruh dirinya masuk secara utuh
lahir batin kepada Tuhan Brahman.
Demikian
konsep pralaya (semacam kiamat) menurut Hindu. Yakinlah, pralaya dalam arti
Prakrtika Pralaya tidak akan terjadi dalam waktu dekat ini, Sedangkan Nitya
Pralaya akan terjadi dalam setiap hari, ada makhluk hidup yang mati dan ada
yang lahir.
Untuk
menyelamatkan diri dari pengaruh buruk pada setiap perjalanan yuga itu, Swami
Satya Narayana menyatakan agar manusia berperilaku seperti zaman atau mengikuti
yuga sebelumnya. Misalnya, pada zaman treta, Sri Rama dan para pengikutnya
berperilaku mengikuti zaman kerta yuga meskipun Sri Rama hidup pada zaman treta
yuga. Sedangkan Rahwana berperilaku seperti zaman kali. Karena itu, Sri Rama
dengan pengikutnya selamat hidup di bawah lindungan dharma dan Rahwana hancur
karena hidup berdasarkan adharma.
Demikian
juga Pandawa dengan Sri Krisna hidup pada zaman dwapara yuga, tetapi
perilakunya mengikuti zaman kerta dan treta yuga. Dengan demikian Pandawa dan
Sri Krisna memenangkan hidup berdasarkan dharma, sedangkan Korawa hancur karena
mengikuti cara hidup yang adharma.
Demikianlah
kini, kalau ingin selamat dari pengaruh zaman kali, hiduplah seperti zaman
dwapara. Bahkan kalau bisa, ikuti treta atau kerta, maka akan selamatlah dari
pengaruh buruk zaman kali. Justru pengaruh baiknya yang akan didapatkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar