Sebuah
Percakapan Penuh Makna
Slim :
Bro…ngapain kemarin
aku lihat kamu sembahyang di depan patung ?
Sindu : Ya sembahyang pada Tuhan bro?
Slim :
Bener Tuhan mu kaya patung itu ?
Sindu : ha ha
ha…itu symbol Tuhan Bro. Setiap symbol pasti mengandung makna. Dan pasti ada
unusr seni disana. Unsur seni menimbulkan kedamaian.
Slim :
Kenapa Tuhan kamu bisa berwujud ini dan itu ? kalau di keyakinanku itu namanya
Berhala. Artinya menyembah selain Tuhan yang aku sembah disebut dengan Berhala
dan itu Musyrik. Hukumnya haram, nanti kamu bisa masuk neraka.
Sindu : ha ha ha…
Manusia itu menggemari symbol bro…Bendera merah putih yang ada di depan rumahmu
, apa hanya sekedar selembar kain berwarna ? emang kamu berani menginjak-injak
kain tersebut ?
Slim :
Ya enggak lah. masak aku nginjek symbol Negara yang aku cintai. Emang Tuhan
bisa disimbolkan ?
Sindu : ne ada
kertas putih kosong. Sekarang aku buat aksara atau tulisan nama Tuhan kamu. Nah
sekarang beranikah kamu menginjaknya ?
Slim :
wekkk,,,ya enggak lah. Nanti aku kena azab…
Sindu : Gini
Bro,,,Hindu menyadari kecerdasan orang tidak sama. Jika mengajari anak TK
berhitung, diperlukan lidi, batu,jari tangan dan alat bantu lainnya. Beda
dengan mengajari Mahasiswa yang mungkin sudah tidak memerlukan alat bantu.
Begitu juga dalam agamaku. Simbol dalam wujud patung diperlukan bagi para
pemula dan tidak diperlukan lagi bagi yang sudah level lebih tinggi.
Slim :
Kalau dalam keyakinanku itu larangan keras …tidak diperkenankan.
Sindu : Bahan
untuk membuat patung seperti kayu, pasir, dan batu adalah ciptaan Tuhan. Masak
sekarang Tuhan cemburu ama ciptaanNya sendiri. Emang ada Tuhan cemburu kaya
gitu ?
Slim :
Apa bisa Tuhan masuk dalam patung ?
Sindu : Karena
Tuhan maha kuasa dan maha berkehendak, apa sulitnya Tuhan masuk ke dalam benda
ciptaan manusia ? Kalau Tuhan tidak bisa masuk ke dalam benda ciptaan manusia,
berarti Tuhan kalah dong ama manusia ?
Slim :
he he he ,,,,,Kenapa ada bentuk patung ini dan itu bro ?
Sindu : sampai
saat ini belum ada wujud patung dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, atau patung
dari Brahman karena beliau sifatnya Acintya (tak terpikikan dan tak terwujud).
Yang ada adalah patung dari sinar suci Tuhan/fungsi Tuhan yang disebut dengan
Dewa.
Slim :
kenapa harus menyembah Dewa ? kenapa tidak langsung Ida Sang Hyang Widhi aja
mas bro ?
Sindu : mencapai
yang tak terpikirkan sangat sulit bagi kita yang terbatas ini. Sehingga kita
membutuhkan symbol dan makna dari fungsi Tuhan itu sendiri.
Slim :
Apakah Dewa itu Tuhan/ Ida Sang Hyang Widhi juga ?
Sindu : Ya. aku
bisa analogikan hal tersebut dengan Energi. Energi yang murni dan kosong tidak
bisa diukur dengan rumus apapun. Kemudian Energi itu berubah menjadi energy
listrik kemudian berubah lagi menjadi energy gerak atau berubah menjadi energy
panas. Dengan perubahan tersebut, kemudian energy itu dapat kita ukur, lihat
dan kita rasakan. Apakah perubahan2 itu bukan lagi disebut energy?
Slim :
Ya aku mulai bisa pahami alurnya.
Sindu : ketika
Tuhan mulai berfungsi sebagai pencipta ia disebut Brahma dan ketika mulai
memelihara Ia disebut dengan Wisnu dan ketika mulai melebur Ia disebut dengan
Siwa. Manusia aja bisa punya banyak nama sesuai profesinya. Masak Tuhan yang
tak terbatas kalah dengan manusia dan hanya punya satu nama ???
Slim :
apakah ada bener wujud-wujud spt yang digambarkan dalam patung ?
Sindu : Patung
Dewa –Dewi di India dan di Bali sangat berbeda bentuknya. Itu menandakan bahwa
fungsi Tuhan yang disebut dengan Dewa berasal dari kata Div yang artinya sinar.
Sinar inilah yang digambarkan sesuai dengan fungsi Beliau.
Slim :
oke aku sudah mulai paham, ternyata pemahamanku akan symbol masih terlalu
dangkal.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar