Penjelasan tentang pengertian Sad Ripu dapat
dilihat dari asal katanya. Sad Ripu berasal dari bahasa Sanskerta, dari kata
sad berarti enam dan ripu berarti musuh. Jadi, secara harfiah, Sad Ripu berarti
enam musuh dalam diri manusia. Enam musuh pada setiap orang dapat memengaruhi
perilaku seseorang dalam kehidupannya. Pengaruh yang ditimbulkan oleh Sad Ripu
berbeda-beda sesuai situasi dan kondisi manusia di masyarakat. Dalam kekawin
Rāmāyana, dijelaskan musuh sangatlah dekat.
Kekawin Rāmāyana sargah 1 berbunyi sebagai
berikut:
ragadi musuh mapara
rihati ya tonggwanya tan madoh ringawak
yeka tan hana ri sira
prawira wikian sireng
Terjemahan:
Hawa nafsu dan sebagainya musuh yang dekat di
dalam hati tempatnya tidak jauh dari kita yang seperti itu tidak ada padanya
pemberani dan sangat mengetahui tentang ilmu pengetahuan.
Kekawin Rāmāyana sargah 1 menjelaskan bahwa
musuh manusia terdapat di dalam hati. Hati yang negatif dapat membuat seseorang
melakukan perilaku-perilaku yang bertentangan dengan ajaran agama. Selain dalam
kekawin Rāmāyana, dalam pustaka suci Śarasamuccaya juga mengungkapkan
keberadaan musuh manusia.
Pustaka suci Śarasamuccaya sloka 128 menjelaskan
bahwa:
amrtam caiva mrtyucca dvayam dehe pratistitam,
mrtyurapadyate
mohāt satyenāpaddyate’mrtam
Terjemahan
Tak berjauhan bisa (racun) itu dengan amrta;
di sinilah, di badan sendirilah tempatnya.
Apa yang tertuang dalam pustaka suci Śarasamuccaya
sloka 128 menjelaskan bahwa musuh yang paling berbahaya sangatlah dekat dengan
kita, yakni dalam diri sendiri. Dalam diri kita, terdapat sifat baik juga
terdapat sifat buruk, diibaratkan racun dan amerta. Musuh-musuh yang terdapat
dalam diri manusia sangatlah berbahaya jika dipupuk, dan dipelihara. Enam musuh
manusia itu adalah sebagai berikut.
1. Kama
Kama adalah keinginan atau hawa nafsu yang
dimiliki oleh manusia. Setiap manusia memiliki keinginan. Keinginan dapat
bersifat positif dan negatif. Keinginan yang sifatnya positif dapat menumbuhkan
orang-orang yang kreatif, inovatif, dan selalu melakukan perbuatan yang baik.
Keinginan yang dimiliki manusia tanpa batas, dapat diibaratkan seperti alam
semesta. Keinginan tersebut haruslah dikendalikan ke arah yang positif. Sifat
kama dapat menyebabkan orang penuh dosa. Hal ini terdapat dalam pustaka suci
Bhagavad-gītā III.37.
kāma esa krodha esa
rajo-guna-samudbhavah
mahāśano mahā-pāpmā
viddhy enam iha vairinam
Terjemahan:
Itu adalah nafsu, amarah yang lahir dari
rājaguna; sangat merusak, penuh dosa ketahuilah bahwa keduanya ini adalah
musuh yang ada di bumi.
Nafsu manusia dapat menyebabkan hilang akal
sehatnya dalam menentukan pilihan. Hilangnya akal sehat menyebabkan manusia
melakukan kesalahan-kesalahan yang dapat menimbulkan dosa.
2. Lobha
Lobha adalah sifat tamak atau rakus yang
dimiliki manusia. Sifat lobha yang terdapat dalam diri manusia ada yang
bersifat negatif dan positif. Sifat lobha yang tergolong negatif akan
menyebabkan seseorang terdorong untuk melakukan kejahatan karena merasa tidak
pernah puas dengan apa yang dimilikinya. Orang yang memiliki sifat lobha yang
negatif dapat menumbuhkan rasa gusar, resah, gelisah, dan tidak senang.
Sifat lobha tertuang dalam pustaka suci
Śarasamuccaya sloka 267, sebagai berikut:
jatasya hi kule mukhye paravittesu grhdyatah
lobhasça
prajñāmāhanti prajñā hanti hatā çriyam.
Terjemahan:
Biar pun orang berketurunan mulia, jika
berkeinginan merampas kepunyaan orang lain, hilanglah kearifannya karena
kelobhaanya; apabila telah hilang kearifannya itu, itulah yang menghilangkan
kemuliaannya dan seluruh kemegahannya.
3. Krodha
Krodha adalah sifat pemarah yang dimiliki
manusia. Orang yang dipengaruhi kemarahan dapat menjadi sumber penderitaan dan
kesengsaraan. Sifat krodha juga dapat menyebabkan pikiran tidak terkontrol
sehingga dapat dijauhi semua orang. Sifat marah tertuang dalam pustaka suci
Śarasamuccaya sloka 96, sebagai berikut:
na catravah ksayam yānti yāvajjīvamapi
ghnatah,
krodham niyantum yo veda tasya dvestā na
vidyate.
Terjemahan:
Sebenarnya, meskipun orang itu selalu jaya
terhadap seterunya, serta tak terbilang jumlah musuh yang dibunuhnya, asal yang
dibencinya musnah, selama hidupnya pun, jika ia hanya menuruti kemarahan
hatinya belaka, tentu saja tidak akan habis-habis musuhnya itu. Akan tetapi,
orang yang benar-benar tidak mempunyai musuh adalah orang yang berhasil
mengekang kemarahan hatinya
4. Moha
Moha adalah sifat bingung yang dapat
menyebabkan pikiran menjadi gelap. Hal ini akan menyebabkan orang tersebut
tidak mampu membedakan mana yang baik dan mana yang buruk. Pustaka suci
Bhagavad-gītā XVIII.25 menjelaskan bahwa:
anubhandham kshayam himsām
anapekshya ca paurusam
mohād ārabhyate karma
yat tat tāmasam ucyate.
Terjemahan:
Kegiatan kerja yang dilakukan karena
kebingungan tanpa menghiraukan akibatnya, menyakiti hati dan tak peduli akan
kemampuan, yang demikian itu disebut tamasa.
Berdasarkan bunyi sloka di atas jelaslah bahwa
orang yang bekerja dalam kondisi bingung tidak mampu bekerja dengan baik dan
efektif. Kebingungan dapat menyebabkan manusia kehilangan arah. Terdapat
beberapa sebab timbulnya kebingungan antara lain:
a. kesusahan yang amat dalam.
b. kehilangan terhadap sesuatu yang sangat dicintai
c. masalah yang tidak mampu dipecahkan
5. Mada
Mada adalah mabuk. Orang mabuk pikirannya
tidak berfungsi secara baik. Akibatnya, timbullah sifat–sifat angkuh, sombong,
takabur dan mengucapkan kata–kata yang menyakitkan hati orang lain. Contoh mada
ialah mabuk kekayaan, mabuk karena ketampanan. Mabuk juga dapat ditimbulkan
karena minum-minuman keras. Minum-minuman keras yang berlebihan akan
menyebabkan seseorang kehilangan kesadaran sehingga menimbulkan perilaku yang
merugikan diri sendiri maupun orang lain.
Dalam pustaka suci Śarasamuccaya sloka 325,
dijelaskan bahwa:
samklistakarmānamatipramādam bhūyo’nrtam cadr
dabhaktikam ca, vicistaragam bahumāyinam ca
naitān niseveta
narādhamān sat.
Terjemahan:
Inilah misalnya orang yang tidak patut
dijadikan kawan bergaul, orang yang mengusahakan penyakit dan kesedihan kepada
orang lain, serta buruk laku, orang yang lupa, orang berbohong atau dusta,
orang yang terikat hatinya kepada minuman keras, keenam orang yang sangat keji
itulah, yang patut dihindarkan.
Kemabukan dalam pandangan agama Hindu banyak
jenisnya, Adapun kemabukan dalam diri ada tujuh jenisnya, yang lebih dikenal
dengan sebutan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar