Isyavasam
idam jagat
Sarvam
jagat yat kim ca
Jagat
ya jagat.
(Yajurveda XXXX. 1)
Artinya: Tuhan
Yang Mahaesa berstana di alam semestha (Bhuwana Agung). Baik yang bergerak
maupun yang tidak bergerak.
MANTRA
Yajurveda ini kembali dikutip pada Kitab Isopanisad I.1. Sesungguhnya Tuhan itu
memenuhi seluruh alam semesta ini. Tuhan memenuhi seluruh alam semesta. Tuhan
berada di dalam alam semesta maupun di luar alam semesta. Tuhan berada di
mana-mana. Ini tentunya menimbulkan pertanyaan, apakah Tuhan tidak berstana di
pura saja. Umat awam sering memandang Tuhan hanya berstana di pura.
Sesungguhnya
Tuhan itu tak hanya berstana di pura. Pura lebih tepat disebut sebagai tempat
memuja Tuhan, karena Tuhan bukan hanya berada di pura. Ibarat lembu betina.
Seluruh badan lembu berfungsi memproduksi susu lembu. Namun, susu lembu hanya
dapat diperas melalui puting susu lembu. Pura itu ibarat puting susu lembu
untuk mendapatkan susu karunia Tuhan. Itu artinya, pura tempat memuja Tuhan
untuk mendapatkan anugerah berupa air susu kehidupan yang sejahtera.
Hakikat
Tuhan itu ada di dalam dan di luar Bhuwana Agung. Pura pun adalah simbol atau
replika dari Bhuwana Agung itu sendiri. Karena itu Pelinggih Meru, Padmasana,
tiga areal (Tri Mandala) pura semuanya lambang Bhuwana Agung. Pura itu adalah
simbol bhuwana sebagai sarana memuja Tuhan. Ibarat sendok sebagai alat untuk
memasukkan makanan ke dalam diri lewat mulut. Dalam analogi itu, yang dimakan
adalah nasinya, bukan sendoknya.
Demikian
juga ada banyak simbol keagamaan di pura. Semuanya itu sarana untuk memuja
Tuhan. Bukan sarana seperti patung atau pelingih itu yang dipuja. Yang dipuja
tetap adalah Tuhan Yang Maha Esa. Pura sebagai sarana pemujaan Tuhan memiliki
dimensi yang amat luas. Tujuan umat memuja Tuhan bukanlah hanya memuja. Memuja
Tuhan sebagai salah satu kegiatan beragama untuk mengarahkan diri menuju
transformasi rohani ke arah yang makin suci. Kesucian rohani akan menjadi
sumber pengendali untuk mengendalikan kualitas perilaku. Perilaku yang semakin
berkualitas itulah yang akan dapat mewujudkan hidup yang semakin damai. Hidup
yang damai sebagai kondisi untuk mengembangkan sumber-sumber kehidupan baik
yang bernilai material maupun yang bernuansa spiritual. Karena itu, pura
sebagai tempat suci untuk memuja Tuhan hendaknya lebih ditingkatkan peranan dan
fungsinya untuk memajukan kualitas hidup umat baik kualitas individu maupun
kualitas kolektif.
Lewat
sarana pura berbagai program keagamaan yang lebih menyentuh kebutuhan umat
dapat dilakukan. Umat akan mampu meningkatkan kualitas hidupnya, apa bila
setiap umat memiliki keterampilan. Setiap manusia lahir ke dunia ini membawa karma
wasana. Dalam karma wasana itu ada dua muatannya. Ada guna dan swabhawa. Guna
itu adalah bibit-bibit bakat dan minat. Swabhawa adalah bibit-bibit sifat.
Lewat kegiatan di pura yang terprogram dengan baik kedua muatan karma wasana
dapat dibina. Apalagi pura yang lengkap memiliki jaba sisi, jaba tengah dan
jeroan akan lebih mudah mengembangkan program-program yang nyata dapat
menyentuh kebutuhan umat.
Di
jaba sisi dapat dilakukan program-program yang membantu umat untuk
mengembangkan guna widya. Guna widya adalah ilmu yang langsung dapat
meningkatkan berbagai keterampilan umat. Dengan keterampilan, umat dapat
merebut pasaran kerja untuk mencari nafkah dalam meningkatkan kesejahteraan
ekonominya. Di jaba tengah dapat dikembangkan berbagai program meningkatkan
pemahaman umat akan nilai-nilai spiritual agama dalam upaya untuk meningkatkan
kualitas moral dan daya tahan mentalnya sebagai bekal untuk mengarungi
kehidupan yang semakin penuh gejolak.
Sementara
di jeroan pura sebagai Utama Mandala dapat difungsikan lebih intensif melakukan
pendakian rohani yang lebih khusyuk sesuai dengan ajaran Hindu semakin
mendekatkan Atman dengan Brahman. Meningkatkan fungsi dan peranan pura sangat
perlu dirumuskan dengan matang. Perumusan dilakukan oleh umat penyungsung dan dapat
dibantu oleh para ahli yang terkait. Pura jangan hanya difungsikan sebagai
tempat upacara ngodalin atau melakukan perayaan hari raya keagamaan semata.
Pura dapat difungsikan untuk mengembangkan keseimbangan hidup sekala dan
niskala sesuai dengan ajaran Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar