Tapah
para, kerta yuge.
Tretayam
jnyana mucyate.
Dvapare
yadnyavaivahur.
Daana
mekam kalau yuge.
(Manawa Dharmasastra. I.86).
Maksudnya:
Pada zaman Kerta puncak beragama dengan Tapa.
Pada zaman Treta dengan Jnyana. Upacara Yadnya pada zaman Dwapara. Sedangkan
pada zaman Kali dengan Daana Punia.
Manawa Dharmasastra I.86 yang dikutip di atas
menyatakan, bahwa Tapa adalah prioritas beragama pada zaman Kerta. Jnyana pada
zaman Treta, upacara yadnya pada zaman Dwapara dan Daana Punia pada zaman Kali.
Ingat Daana tidak sama artinya dengan Dhana. Daana artinya memberikan dengan
tulus ikhlas. Sedangkan Dhana artinya harta benda termasuk uang. Pemberian itu
hendaknya didasarkan pada punia.
Punia artinya pengabdian. Daana atau pemberian
dengan dasar punia itu tidaklah semata-mata dalam wujud uang. Dapat saja dalam
bentuk tenaga, keahlian, dalam wujud waktu, dorongan moral, juga dalam bentuk
menahan indria atau hawa nafsu. Seperti tidak serakah, tidak mudah tersinggung,
hidup tidak pamer kekayaan, dll.
Dalam Sarasamuscaya 180 menyatakan lebih utama
melakukan Abhaya Daana daripada Sarwa Daana. Abhaya Daana artinya pemberian
untuk melenyapkan rasa takut. Sedangkan Sarwa Daana adalah pemberian dalam
bentuk harta benda. Jadinya kalau bisa, kita saling memberikan bimbingan sesama
umat sehingga hidup ini menjadi saling beryadnya (Cakra Yadnya). Orang takut
itu karena kebodohannya.
Kalau ia berilmu baik Guna Vidya atau ilmu
yang dapat dijadikan dasar mencari nafkah maupun Tattwa Adyatmika atau ilmu
kerohanian maka rasa takut itu pun akan mudah diatasi. Bhagwad Gita XVIII.5
menyatakan hendaknya jangan pernah berhenti melakukan Daana, Yadnya dan Tapa.
Karena Daana, Yadnya dan Tapa itulah yang akan menyucikan orang yang bijaksana.
Dana dalam hal ini dapat diwujudkan dalam
wujud investasi. Investasi itu diplot dalam wujud program dengan landasan
Konsep Cakra yadnya sebagaimana disebutkan dalam Bhagawad Gita III.16.
Investasi itu untuk menghasilkan suatu produk barang atau jasa yang dibutuhkan
oleh masyarakat. Investasi itu dapat menampung tenaga kerja, memupuk modal, pajak
untuk negara dan memelihara lingkungan alam dan lingkungan sosial budaya.
Karena investasi itu mengelola uang dan
berbagai sumber daya maka akan terjadi banyak godaan. Dalam hal inilah kita
harus tingkatkan Tapa untuk tidak mudah tergoda untuk menyeleweng dari rencana
pengembangan investasi tersebut. Hal ini akan sangat sesuai dengan konsep
Mantra AtharvaVeda.III.24.5 yang menyatakan bahwa carilah uang dengan seratus
tangan Daana. Puniakanlah dengan seribu tangan. Hal ini tentunya dilakukan
melalui investasi yang benar. Dalam Slokantara pada Sloka 2 menyatakan bahwa
juah lebih utama memiliki seorang Suputra daripada seratus kali berupacara
yadnya. Kalau kita berhasil mengembangkan Daana Punia, arahkan penggunaannya
untuk mengembangkan pendidikan untuk melahirkan SDM yang berkualitas (suputra).
Menolong mereka yang patut mendapat pertolongan (sang Patra), jangan dihabiskan
untuk upacara agama yang lebih menonjolkan hura-hura.
Untuk membangun SDM yang suputra itu berikan
kesempatan lembaga umat yang tradisional maupun yang modern untuk
melaksanakannya dengan program yang matang. SDM yang berkualitas atau suputra
itu hanya akan dapat diwujudkan melalui pendidikan formal di sekolah maupun
pendidikan di luar sekolah. Upacara yadnya zaman Kali ini hendaknya dijadikan
media untuk mengembangkan spiritualitas umat. Spiritual umat yang kuat ini
sebagai sumber pendorong untuk memperhatikan nasib orang lain.
Memperhatikan nasib orang lain dengan memberi
Daana Punia sesuai dengan keadaannya orang tersebut. Yang penting dengan Daana
Punia itu orang tersebut meningkat menjadi SDM yang lebih baik. Kalau ia
seorang yang masih dalam tahapan hidup Brahmacari serta memiliki kadar
kecerdasan yang baik patut didorong dengan Daana Punia dalam bentuk biaya
pendidikan. Hal itu pun diberikan kalau orangtuanya tergolong ekonomi lemah.
Kalau ada orang yang berbakat dalam bidang
bisnis namun lemah permodalannya patut ia diberikan saran bagaimana cara
mendapatkan modal serta mengembangkan bisnisnya dengan cara-cara bisnis yang
benar. Jika ia seorang yang punya kelainan mental patut dibantu untuk membenahi
mereka yang terkena gangguan mental tersebut. Konsep Daana Punia dalam arti
luas dapat disosialisasikan dalam kegiatan upacara yadnya. Dengan demikian
upacara yadnya itu menjadi wadah ajaran Susila dan Tattwanya Agama Hindu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar