Sementara itu kata acara berasal dari bahasa
Sankerta yang menurut Sanskrit- English Dictionary karangan Sir Moonier
Williems (Sudharma, 2000:1) bahwa kata ”acara” antara lain diartikan sebagai
berikut : 1) Tingkah laku atau perbuatan yang baik; 2) Adat istiadat; 3). Tradisi atau
kebiasaan yang merupakan tingkah laku manusia baik perseorangan maupun kelompok
masyarakat yang didasarkan atas kaidah-kaidah hukum yang ajeg.
Dalam bahasa Kawi mempunyai tiga pengertian
sesuai dengan sistem penulisannya (ācāra, acāra, dan acara). Kata ācāra berarti
kelakuan, tindak-tanduk, kelakuan baik, adat, praktik, dan peraturan yang telah
mantap. Kata acāra bermakna pergi bersama atau teman. Dapat dibandingkan dengan
kata cāraka yang bermakna teman atau ia yang pergi bersama. Dalam bahasa Bali
diterjemahkan dengan kata parēkan yang bermakna ia yang selalu dekat. Sedangkan
kata acara berarti tidak berjalan. Bandingkan dengan kata carācara yang berarti
tumbuh-tumbuhan, dengan makna yang tidak dapat berjalan. Dari ketiga makna tersebut,
makna yang digunakan dalam pengertian Acara Agama Hindu ialah makna yang
pertama (ācāra), yang memiliki pengertian : (1) Kelakuan, tindak-tanduk, atau
kelakuan baik dalam pelaksanaan agama Hindu; (2) adat atau suatu praktik dalam
pelaksanaan agama Hindu; dan (3) peraturan yang telah mantap dalam pelaksanaan
Agama Hindu.
Pengertian dari kata acara juga ditemukan
dalam kitab Sarasamuccaya (177), sebagai berikut:
”nihan
pajara mami, phala sang hyang weda inaji, kapujan sang hyang siwagni, rapwan
wruhing mantra, yajnangga widdhiwaidhanadi, dening dana hinanaken, bhuktin
danakena, yapwan dening anakbi, dadyaning alingganadi krida mahaputri-santana,
kuneng phala sang hyang aji kinawruhan, haywaning gila ngaraning swabhawa,
ācāra ngaraning prawrtti kawaran ring aji”
Artinya:
Inilah yang hendak hamba beritahukan, gunanya
kitab suci Weda itu dipelajari, Siwagni patut dipuja, patut diketahui mantra
serta bagian-bagian dari korban kebaktian, widhi-widhana dan lain-lainnya.
Adapun gunanya harta kekayaan disediakan adalah untuk dinikmati dan
disederhanakan, akan gina wanita adalah untuk menjadi istri dan melanjutkan
keturunan baik pria dan wanita, guna sastra suci adalah untuk diketahui dan
diamalkan, ācāra adalah tindakan yang sesuai dengan ajaran agama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar